Minggu, 09 Desember 2018

Contoh Surat Lamaran ke tempat makan Bakso

Perihal : Lamaran Pekerjaan
Bandung, 25 September 2018
Kepada. Yth. :
Pimpinan Rumah Makan Bakso Boedjangan
Di Tempat


Dengan hormat,
Berdasarkan informasi yang saya dapat bahwa perusahaan Bapak / Ibu pimpin membutuhkan karyawan / karyawati baru.
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Husna Ginanisa
Tempat/Tgl. Lahir : Bogor, 12 Oktober 1996
Alamat Asal : Kp. Pasirandu RT 04/01 Kec. Jasinga Kab. Bogor
Domisili : Jln. A.H Nasution Kel. Cipadung No.13 RT 01/05
Pendidikan : S1 Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN SGD Bandung
Telepon : 085691512308

Berdasarkan keterangan di atas saya bermasksud melamar pekerjaan untuk menjadi karyawan di tempat Bapak/Ibu pimpin sekarang ini. Sebagai bahan pertimbangan saya lampirkan:
Curriculum Vitae
Fotocopy KTP
Surat Lamaran
Demikian surat lamaran yang saya buat sebenar-benarnya, atas perhatian dan kebijaksanaan Bapak/Ibu saya ucapkan terimakasih.



Hormat saya,
Husna Ginanisa

Contoh TOR Kegiatan Diklat


TERM OF REFERENCE
DIKLAT DAN PENGUKUHAN
“Mengembangkan Potensi Diri dan Meningkatkan Semangat Untuk Berkarya ”

I. LATAR BELAKANG
Free Film Production adalah sebuah komunitas yang berbasis film, dengan hal ini anggota Free Film harus terus mengasah mengenai perfilaman yang sangat dibutuhkan kekreatifan dalam audio visual di zamannya. Dalam konten yang tidak sembarangan perlu diperhatikan mengenai isi pesan yang disampaikan supaya pesan yang disampaikan bisa dipahami dan dimengerti oleh penonton. Keanggotaan Free Film juga haruslah memiliki sifat integritas dan profesional dengan nilai-nilai keIslaman dan Pancasila, karena Free Film yang merupakan sebuah komunitas di jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam mewadahi para aanggota Free Film untuk terus berkarya.

II. DASAR HUKUM TUGAS DAN FUNGSI/KEBIJAKAN
Yang menjadi dasar hukum atau landasan di Free Film Production Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam adalah :
Hasil Program Rapat Kerja Devisi Pembinaan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD & ART) Free Film Production
Kode Etik Free Film Production

III. STRATEGI PENCAPAIAN
Strategi Pencapaian kegiatan ini mewujudkan dan membina anggota Free Film Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam diantaranya:
Memiliki integritas dan profesional di dalam diri anggota Free Film
Memiliki kemampuan dalam membuat audio visual yang berkonten Ke-Islaman dan Pancasila
Menuangkan kekreatifan di dalam diri anggota Free Filma
Memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk berkarya

IV. ORGANISASI PELAKSANA
Kegiatan Diklat dan Pengukuhan ini diseleggarakan oleh pengurus Departemen HRD Devisi Pembinaan Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung
V. PESERTA
Seluruh anggota angkatan 2018 Free Film Production Jurusan  Komunikasi dan Penyiaran Islam
VI. BENTUK KEGIATAN
Dalam kegiatan ini kami menyuguhkan beberapa pokok kegiatan, antara lain :
Diskusi
Praktik

VII. GAMBARAN UMUM KEGIATAN
Dalam kegiatan ini seluruh anggota Free Film angkatan 2018 dikumpulkan disebuah vila yang akan nanti ditentukan, kemudian dikumpulkan dengan grup yang sudah dibuat, kemudian kami memberikan sebuah tugas produksi berganre bebas dan memberikan mentor disetiap grup.
Setelah hasil diklat yang dilaksanakan 2 hari langsung kepada acara pengukuhan yang dimana acara ini berisi pelantikan anggota muda angkatan 2018.
VIII. BIAYA YANG DIPERLUKAN
Biaya yang diperlukan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 3.000.000-,

Selasa, 04 Desember 2018

Sungguh aneh tapi nyata semester akhir

begini jadi mahasiswa akhir, kerjaannya sibuk mulu,sibuk main game, kerja dan mengabdi pada orang disekitar. ini aku bukan mau mengeluh hanya saja ingin curhat sedikit. aku sekarang adalah mahasiswa semester 7 di Universitar yang ada di Bandung, yakni Universitar Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Jurusanku adalah Komunikasi dan Penyiaran Islam, nanti aku akan menjadi sarjan yang punya title S.Sos. Mengenai kuliahku disemester ini sangat luar biasa, alasannya aku tidak menyanka dakan melewati hari-hari yang sangat melelahkan,ak pikir kuliah itu gampang, ya memang gampang, kalian ingin tahu sulitnya apa di semester 7? bagiku hal yang sulit untuk saat ini adalah membagi waktu, dan kemalasan yang berujung aku harus mendapatkan semua yang telah ku pilih menjadi baik-baik saja. katakanlah aku mahasiswa aktif di tempatku menimba ilmu. Aku tidak hanya kuliah biasa tapi aku juga mengabdi pada Jurusan dan Fakultas. Aku mengikuti sebuah organisasi yang ada di jurusan dan Fakultas rasanya beda sekali dengan semester-semester sebelumnya, bedanya tuh kalo semester sebelum 7 tuh rasane semangat terus tapi ntah kenapa di semester akhirini semangatku menurun, padahal di semester 7 jurusanku tahun ini hanya ada 5 matkul, permasalahannya itu susah sekali untuk datang ke kampus pagi-pagi. sulit sekali sampai aku sering terlambat masuk kelas, fakor yang sudah jarang masuk kelasmenyebabkan kita menurun untuk berangakat kulaih, jadwal loncat-loncat. Di semester 7 juga banyak sekali orang sibuk dengan mencari jurnal dan melihat-melihat skripsi aslian itu sampai berjam-jam tapi belum menentukan titik permasalahan bagi mahasiswa semester 7 ditekankan agar kami segera menyelesaikan studi kami, mungkin tidak hanya orang tua yang ingin anaknya segera lulus dan memiliki gelas sarjana tapi kajur dan dekan juga ingin segera anak-anaknya tuh segera beres kuliah. hm.... apndanganku dengan keadaan ini oklah kalo begitu akan aku usahakan sebagai anak yang baik ini. Aku punya tips buat kalian di UIN Bandung tuh kalian harus mengikuti tahfidz dimana tahfidz adalah syarat kalian lulus, jadi sebelum kalian semester 7 segeralah mengambil tes ini, karena aku khawatir kalian sibuk dengan dunia yang belum kalian rasakan dan kalian sibuk akan sesuatu, di semester bawah dan pertengahan kuliah masih semangat-semangatnya jadi segeralah kalian tahfidz, karena bagi aku tahfidz adalah tes yang sangat sulit untuk semester akhir sepertiku.
mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca, semoga kalian beruntung, salah budak KPI.

Rabu, 11 Juli 2018

Mengenal Stunting Bagi Penerus Bangsa

Stunting terdengar masih awam dikalangan masyarakat, padahal stunting sangat penting dan diteliti bahkan dibahas, sebab stunting merupakan kondisi kekuranagn gizi kronis yang dialami balita yang sudah lahir atau masih berada di dalam janin ibu, seperti ciri-cirinya tinggi badan kurang (pendek), berat badan yang tidak sesuai dengan seusianya, kemudian masalah stunting ini lebih berbahaya lagi kondisi yang menyebabkan pertumpuhan otak lambat, atau anak tidak cerdas kemudian anak menjadi lemah sehingga mudah sakit-sakitan, anak akan sulit mengikuti pelajaran saat bersekolah, setelah bersekolah akan sulit mendapatkan pekerjaan.

Masalah ini di Indonesia berada diurutan ke-4 mengalami kondisi stunting. Saat ini 8juta anak Indonesia mengalami pertumbuhan tidak maksimal atau bahkan lebih dari 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting. Data stunting di Kabupaten Bogor berdasarkan data Litbang Kabupaten Kabupaten Bogor tahun 2017 sekitar 26,9 % dari 323 anak yang diperiksa dengan kisaran 0-59 bulan adalah stunting. Bulan Maret 2018 Dinas Kesehatan memiliki data jumlah balita kerdil di Kabupaten Bogor mencapai 27% dari 530.00 jiwa setara 159.000 jiwa.

Apa yang dilakukan masyarakat dalam menangani stunting ini? Apabila Dinas Komunikasi dan Informatika mengadakan forum Sosialisasi tentang Stunting, dengan kelanjutan menginformasikan di media sosial seperti Instagram, Facebook, twitter, radio Teman dan Tegar Heriman Tv menyebarkan kejadian stunting kemudian Dinas Kominfo pun membuat majalah tentang Stunting.

Sedangkan dari Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Budaya Bogor melakukan Progrem Pelaksanaa Intensivensi Pencegahan Terintegrasi Stunting, Lokus Daerah stunting terintegrasi di provinsi Jawa Barat terdapat 8 kecamatan, di dalam kutipan acara forum sosialisai stunting yang dilaksanakan 10 Jui 2018  di Dinas Kominfo Kabupaten Bandung.

Lain halnya Dede Agung Priatna sebagai Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Bogor memberikan solusi yang berjudul 60 Detik Langkah Nyata Berperan Menyiapkan Generasi Produktif di Masa Depan. Dalam bincnagannya hal yang pertama dilakukan yaitu hidup sehat dan mencuci tangan dengan baik dan benar. Yang pertamamencuci tangan sebalum sebelum makan, mencuci tangan sesudah makan , mencuci tangan sebelum menyentuh bayi, mencuci tangan setelah buang air.

Karena stunting sangat berbahaya dan harus segera dibasmi maka kita selaku warga Indonesia harus turut andil dalam melindungi, memberdayakan bahkan mensejahterakan orang-orang yang kita sayangi dari stunting, 1000 hari pertama kehidupan seorang anak merupakan periode emas penerus Bangsa Indonesia

Kolaborasi Kementrian KOMINFO RI dengan Dinas KOMINFO Kab. Bogor adakan Forum Sosialisasi Stunting

Cibinong - Kementian Kominfo RI dan Dinas Kominfo Kab. Bogor telah menyelenggarakan acara Forum Sosialisasi Stunting. Menyusung tema “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Rangka Penurunan Presentase Stunting” di Aula Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. Bogor, yang dibuka oleh Kepala Dinas Kominfo Kab. Bogor Wawan Munawar Sidik(10/7/2018)

Hasil laporan Teti Sutiati Bidang Koordinasi Dinas Kab. Bogor, kegiatan forum tersebut diikuti oleh 100 peserta dari 10 desa Kab.Bogor yang terdiri dari camat, kepala desa, sekelompok informasi masyarakat, kader masyarat, tim pembinaan kesejahteraan Keluarga (PKK), Lembaga pemberdayaan masyarakat camat daerah, tim koordinasi program keluarga (PKH), dan media lepas terdiri dari lembaga penyiaran Provinsi Bogor Raya. Di tambah kegiatan ini menghadirkan berbagai narasumber dan sambutan.

Dalam sambutan sekaligus membuka acara forum Sosialisasi Wawan Munawar membacakan sambutan Bupati Kab.Bogor Nurhayanti yang berisi tentang forum sosialisasi menyatakan kegiatan forum sosialisasi ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk mewujudkan komitmen bersama, mewujudkan kondisi optimal Kab.Bogor termaju di Indonesia.

Diapun menambahkan acara forum ini sangat penting dan strategis, karena fokus stunting tidak hanya mempengaruhi kualitas kehidupan dan menimbulkan gangguan fisik, akan tetapi juga mempengaruhi kecerdasan dan produktivitas di masa dewasanya yang tentu menjadi faktor penting kual
itas generasi penerus.

Sementara Kasubdit Kementrian Wakil Lembaga Komunikasi dan Sosial Maroli J.Indarto, Forum sosialisasi stunting ini sangat penting terkait pengembangan manusia, disebabkan perekonomian Indonesia, bahwa pembangunan infrastruktur yang akan menuju pada priode yang akan mendatang dan dari data3 dari 10 orang terindentifikasi stunting. Bagi Maroli Stunting adalah balita mengalami kekurangan gizi kronis pada balita dan kurangnya daya/kelemahan otak.

“Harapan saya perwakilan masyarakat ini bisa mengkomunikasiakn dengan masyarakatnya yang dipedesaan, atau bapak, ibu bisa bekomunikasi dengan bahasa yang dimengerti dan dipahami didesa masing-masing sehingga bisa mengurangi suatu kejaidan stunting sehingga untuk menjadi modal kesatuan bangsa. Kata Maroli

Sabtu, 08 April 2017

Mantiq(konsep keputusan)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa kata-kata merupakan ucapan realitas konkret dan abstrak (maujudat) yang menjadi objek mantiq. Karena mantiq sebagai alat untuk menuju ilmu yang benar, atau karena ilmu yang benar perlu pengarahan mantiq, maka karena itulah ilmu mantiq dikatakan ilmu segala yang benar atau yang sering disebut bapak dari segala ilmu.
B. Rumusan Masalah
apa arti lafazh?
Berapa pembagian lafazh?
Apa yang dimaksud dengan Mafhum dan Mashadaq
Apa hubungannya dua lafazh kulli?
Bagaimana contoh mengenai pembahasan pembentukan konsep?
C. Tujuan
Untuk  mengetahui dan memahami mengenai lafazh
Untuk mengetahui dan memahami pembagian lafazh
Untuk mengetahui dan memahami mafhum dan mashadaq
Akan mengetahui dan memahami hubungan dua lafazh kulli












BAB II
PEMBAHASAN

A. LAFAZH
1. Definisi Lafazh
Lafadz adalah suatu nama yang diberikan pada huruf-huruf yang tersusun atau susunan beberapa huruf yang mengandung arti, kalau bahasa Indonesia disebut kata, seperti kayu, batu, air, dan lain-lain. Kata lafadz berasal dari bahasa Arab yang berarti kata dalam bahasa Indonesia.
2. Pembagian Lafazh
a) Lafazh Mufrad (مفرد )
   Lafazh mufrad terdiri dari dua kata yaitu, lafazh dan Mufrad. Lafazh artinya kata-kata, sedangkan Mufrad artinya satu. Dalam istilah ilmu mantiq, lafazh adalah kata-kata yang tidak mempunyai bagian yang masing-masing bagian itu menunjuk kepada makna yang dikandungnya sendiri.
v Berdasarkan bagian-bagian kata
Berdasarkan bagian-bagian katanya lafazh mufrad terbagi menjadi :
1) Lafazh yang tidak mempunyai suku kata sama sekali, misalnya lafazh yang terdiri dari satu huruf.  Contoh Wa artinya dan (bahasa Arab). U artinya kelapa (bahasa Aceh). I artinya air (bahasa Aceh). Wa artinya dan (bahasa Arab)
2) Lafazh yang mempunyai bagian kata (huruf), tetapi jika dipisahkan, bagian itu tidak mempunyai arti sama sekali. Contoh : Huruf Ba pada lafazh Baabun (bahasa Arab), huruf Tha dalam kata Thalibun. Tha bukan huruf ma’ani (punya arti) tetapi suku kata.
3) Lafazh yang mempunyai bagian yang dapat menunjukkan suatu arti, tetapi arti itu bukan yang dimaksud oleh kata tersebut. Contohnya : عبد الله (Abdullah), هرير  ابو (Abu Hurairah) tidak diartikan bapak kucing, tetapi nama seseorang bernama Abu Hurairah.
4) Lafazh yang mempunyai bagian yang dapat menunjukkan suatu arti, tetapi bukan arti yang dimaksud. Contoh: نَاطِق  حَيَوَانٌ masing – masing kata ini mengandung arti sendiri yaitu hewan yang berpikir, tetapi yang dimaksudkan adalah satu yaitu Insan.

v Berdasarkan jenisnya
Apabila dilihat jenisnya, pengkajian lafadz Mufrad terdiri dari tiga macam, yaitu :
1) Isim ; adalah lafazh (kata-kata) yang mempunyai arti sendiri tanpa terikat dengan waktu, seperti: masjid, madrasah, rumah, gunung dan sebagainya.
2) Fi’il (perbuatan) adalah lafazh (kata-kata) yang mempunyai suatu arti sendiri yang terikat dengan waktu ( lampau, sekarang, yang akan datang). Seperti : dzahaba =sudah pergi, Yadzhabu = sedang pergi dll.
3) Adat adalah kata yang dapat menunjukkan suatu arti yang sempurna secara mandiri. Contoh: `an (dari) , wa (dan), ila (ke) dll.

v Dari segi ada dan tidak adanya realitas
1) Muhashal adalah lafazh mufrad yang menunjuk kepada suatu benda yang ada atau suatu sifat yang ada. Contoh :  1) Kota, sungai, neraka, surga. (suatu yang ada) 2) Alot, dermawan, sombong. (sifat yang ada)
2) Ma’dul adalah Lafazh mufrad yang menunjuk kepada ketidakadaan sesuatu atau ketidakadaan sifat (kebalikan Muhashal). Contoh : 1) Bukan kota, bukan Jakarta, tidak neraka (ketidakadaan benda) ; 2) Tidak pelit, tidak sombong, tidak jujur (ketidakadaan sifat)
3) ‘Adami adalah lafazh mufrad yang menunjuk kepada ketidakadaan sifat yang lazimnya ada. Contoh : 1) Buta menunjuk kepada pengertian tidak melihat, padahal melihat adalah suatu sifat yang lazimnya ada pada manusia ataupun hewan ; 2) Tuli menunjuk kepada pengertian tidak mendengar, padahal mendengar adalah salah satu sifat yang lazimnya ada pada hewan dan manusia.

b) Lafazh Murakkab (مركب)
Lafazh murakkab terdiri dari dua kata yaitu Lafazh dan Murakkab. Lafzah artinya kata-kata dan murakkab artinya disusun atau dirangkai. Jadi, lafazh murakkab artinya kata-kata yang disusun atau dirangkai baik dari 2, 3, 4, ataupun lebih dari itu.
· Pembagian Lafazh Murakkab
1) Lafazh Murakkab Tam, adalah kata-kata yang dirangkai atau disusun sedemikian rupa sehingga memberi pengertian yang lengkap. Dalam bahasa Indonesia, murakkab tam disebut kalimat efektif atau kalimat sempurna.
Contoh : Drs. H. Humam adalah Bapak Dosen Ilmu Pendidikan Islam STIT al-Muslihuun Tlogo Blitar. Monas adalah bangunan tertinggi di Jakarta.
       Adapun lafazh Murakkab Tam terbagi menjadi beberapa bagian,diantaranya :
· Murakkab Khabari, adalah murakkab tam yang isinya mungkin benar dan mungkin juga salah (mengandung keraguan). Contoh : nanas itu sejenis buah-buahan, besi itu logam.
· Murakkab Insya’i, adalah murakkab yang di dalamnya tidak terkandung keraguan mengenai kebenaran dan tidakkebenarannya. Di dalamnya pembahasannya pada umumnya bentuk perintah, larangan dan ajakan. Contoh : Pergilah ke luar negeri untuk menambah pengalaman (amr).Jangan lekas putus asa dalam menghadapi lenyataan (nahyi). Apakah anda telah melaksanakan kewajiban dengan baik (istifham).

2) Lafazh Murakkab Naqish, adalah suatu kalimat yang maknanya tidak sempurna, sehingga pendengar tidak mengerti maksudnya. Contoh : –Orang sombong itu, seorang pemulung, pujaan hati

B. MAFHUM DAN MASHADAQ
1. Definisi Mafhum dan Mashdaq
    Sebagaimana telah dijelaskan bahwa lafadz Isim, dilihat dari cakupan maknanya, ada yang kulli dan juz’i. Isim kulli ini dilihat dari segi penunjuk (dilalah) maknanya kepada realitas yang dituju oleh makna tersebut, diistilahkan dengan mafhum dan mashdaq.
   Takrif mafhum adalah makna atau pengertian yang ditunjukkan oleh lafadz kulli. Contoh “orang yang belajar di perguruan tinggi”, sebagaimana makna atau pengertian dari kata “mahasiswa”. Sedangkan Takrif mashadaq adalah individu-individu yang ditinjau oleh makna atau pengertian itu. Contoh arief, Ida dan nama lainnya sebagai mahasiswa.
2. Kaidah Mafhum Dan Mashadaq.
Jika mafhum kulli ditambah, semakin berkurang mashdaq-nya. Contoh : “Mahasiswa IAIN”, maka yang bukan mahasiswa IAIN tidak termasuk. Akan tetapi, jika “mahasiswa” (tidak ditambah dengan IAIN) mencakup individu mahasiswa perguruan tinggi lain, selain IAIN.
Kaidah yang semakna dengan kaidah tersebut dalam bentuk redaksi lainnya adalah banyaknya ikatan mafhum akan menyempitkan mashadaq-nya.

C. PERLAWANAN KATA-KATA (TAQABAL AL-ALFZH)
    Taqabul adalah  dua lafadz yang tidak bisa berkumpul dalam satu tempat dan satu waktu, misalnya: hadhir (حاضر) dan ghaib (غائب), hitam (اسود) dan putih  (ابيض) , anak dan ayah. Contoh lafadz-lafadz ini disebut mutaqabalah. Dua lafadz yang mutaqabalah ialah dua lafadz yang tidak berkumpul dalam satu tempat dan satu zaman.
    Taqabul itu ada tiga bagian, yaitu:
1. Taqabul naqidhaini (تقابل النقيضين) adalah perbandingan dua lafadz yang positif dan negatif yang tidak bisa berkumpul dalam satu tempat dan satu waktu secara bersamaan serta keduanya tidak bisa hilang secara bersamaan. Misalnya: Insan dan La Insana
2. Taqabul dhiddaini (تقابل الضدٌين) adalah perbandingan dua lafadz yang tidak bisa berkumpul dalam satu tempat dan satu zaman secara bersamaan serta bisa hilang keduanya. Misalnya: Baju ini bukan warna hitam dan juga bukan warna putih tetapi warna merah.
Penjelasan:
Kedua lafadz yakni hitam dan putih ini tidak bisa berkumpul dalam satu waktu dan satu tempat secara bersamaan dan bisa hilang keduanya karena masih ada pilihan warna yang lain
3)      Taqabul mutadhayifayni (تقابل المتضايفين) adalah perbandingan dua lafadz yang tidak mungkin masuk akal salah satu dari keduanya tanpa yang lain, contoh: suami dan istri, guru dan murid. Dari contoh lafadz-lafadz ini dapat diketahui bahwa dua lafadz tersebut, salah satu dari keduanya tidak bisa berpisah dari yang lain

4.    D. HUBUNGAN ANTARA DUA LAFADZ KULLI
Dari penjelasan berbagai macam bentuk lafadz-lafadz yang antara satu dengan yang lain memiliki keserasian dalam arti, jika dalam kenyataan terdapat dua lafadz kully yang memerlukan adanya perbandingan maka, yang terlihat adalah lima corak perbandingan, yaitu:
1)      Taraduf, yaitu membandingkan dua lafadz kully yang keadaan mafhum dan mashdaqnya sama[2].
Hal ini dapat dianalogikan dengan dua lingkaran yang satu diletakkan persis diatas yang lain dalam keadaan sama persis secara sempurna.
Contoh: kata Nar (النار) dan sya’ir (السعير) yaitu neraka,
kata pensil dan potlot adalah alat untuk menulis
2)      Tasawiy yaitu, memperbandingkan dua lafadz kully yang mashdaqnya sama tapi mafhumnya berbeda.
Hal ini dapat dianalogikan dengan dua lingkaran, yang satu diletakkan persis diatas yang lain dalam keadan hampir sama.
Contoh: kata sekolah dan gedung tempat anak-anak didik
Penjelasan:
Mafhum dari ungkapan ini berbeda, yaitu:
-          Kata sekolah, mafhumnya adalah tempat belajar
-          Kata gedung tempat anak didik, mafhumnya adalah sarana belajar
Mashdaqnya sama, yaitu al-Insan atau manusia.
3)      Tabayyun yaitu, memperbandingkan dua lafadz kully yang keadaan mafhum dan mashdaqanya berbeda. Perbandingan yang seperti ini yang paling banyak.
Hal ini dapat dianalogikan dengan dua lingkaran yang terpisah satu dari yang lain.
Contoh: Kata Manusia dan pohon
Kata gunung dan laut
Penjelasan:
Sebab semua wilayah dua lafadz kully tersebut berbeda-beda. Karena itulah, tidak ada satupun manusia yang pohon, dan tidak ada satupun pohon yang manusia, karena pohon sama sekali tidak mencakup wilayah manusia, dan sebaliknya. Dan begitu juga gunung dan laut.
4)      Umum-Khusus Muthlak yaitu, membandingkan dua lafadz kully yang sescara mutlak keadaan lafadz yang satu lebih umum dari yang lainnya.
Hal ini dapat dianalogikan dengan dua lingkaran yang satu lebih besar dan mencakup keseluruhan yang lebih kecil.
Contoh: kata manusia dan hewan.
Penjelasan; seluruh manusia adalah hewan, dan tidak semua hewan itu manusia, akan tetapi sebagian hewan itu manusia.
5)      Umum-Khusus Min Wajhin yaitu memperbandingkan dua lafadz kully yang jika di lihat dari satu sisi, kully yang pertama lebih umum dari kully yang kedua, akan tetapi dari sisi lain kully yang kedua lebih umum daripada kulli yang pertama, maksudnya adalah dua lafadz kully yang masing-masing dari keduanya dapat diterapkan pada afrad kully yang lain, kondisi kully yang pertama dapat diterapkan padanya kully yang afrad, dimana kully kedua tidak dapat diterpkan padanya. Begitu juga sebaliknya, sehingga satu sama lain mempunyai sebagian wilayah yang berbeda.
Hal ini dapat dianalogikan dengan dua lingkaran yang keadaannya saling memotong lingkaran yang lain.
Contoh: Kata bunga dan merah
Penjelasan:
Dua lafadz ini, dapat dilihat dari dua sisi yang berbeda, yaitu:
-  sisi pertama, kata bunga lebih umum, mengingat bunga itu ada yang tidak merah, tetapi juga ada yang putih dan kuning.
-  Sisi kedua, kata merah lebih umum dari bunga, karena yang merah itu, tidak hanya bunga, tetapi bisa juga pada baju, topi, kain, dan sebagainya.



artikel Kebudayaan Lokal sebagai Media Dakwah

Dakwah dan Budaya Lokal
Oleh Husna Ginanisa

C. Kebudayaan Lokal sebagai Media Dakwah
Manusia/kelompok   menghasilkan      Ide    tersebar       Media           Budaya

Ahli kebudayaan menurut Kroeber dan Kluckhohn
deskriptif: cenderung melihat budaya sebagai totalitas komprehensif yang menyusun keseluruhan hidup sosial sekaligus menunjukkan sejumlah ranah (bidang kajian) yang membentuk budaya
historis : cenderung melihat budaya sebagai warisan yang dialihturunkan dari generasi satu ke generasi berikutnya
normatif: bisa mengambil 2 bentuk. Yang pertama, budaya aturan atau jalan hidup yang membentuk pola-pola perilaku dan tindakan yang konkret. Yang kedua, menekankan peran gugus nilai tanpa mengacu pada perilaku;
psikologis: cenderung memberi tekanan pada peran budaya sebagai piranti pemecahan masalah yang membuat orang bisa berkomunikasi, belajar, atau memenuhi kebutuhan material maupun emosionalnya
struktural: mau menunjuk pada hubungan atau keterkaitan antara aspek-aspek yang terpisah dari budaya sekaligus menyoroti fakta bahwa budaya abstraksi yang berbeda dari perilaku konkret
genetis: budaya yang melihat asal usul bagaimana budaya itu bisa eksis atau tetap bertahan. Bagian ini cenderung melihat budaya lahir dari interaksi antar manusia dan tetap bisa bertahan karena ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikut.
Menurut Selo Semardjan dan Soelaiman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Secara sosiologis tiap manusia dalam hidupnya senantiasa memiliki kebudayaan.

Para dai seperti Wali Songo datang dengan membawa pesan-pesan Islam ke daerah-daerah yang menyebarkan Islam menggunakan Wayang. Wayang purna atau wayang kulit diciptakan tiga serangkai Wali sebagai media dakwah. Dalam pertunjukan setiap lakon ada adegan yang sangat digemari penonton yaitu “gara-gara”. adegan “gara-gara” dilakukan dilakukan pada tengah malam atau mundur sedikit. Fungsi adegan “gara-gara” pada waktu pergantian waktu tersebut untuk menunjukan sejarah pergantian Jawa-Hindu/Nusantara-Hindu menjadi Jawa/Nusantara-Islam. Dalam sistem sosial terdapat komunikasi, salah satu kebutuhan pokok manusia, berkaitan dengan komunikasi, Ahmad Subandi (1994:118) menegaskan dakwah merupakan kegiatan yang memiliki prinsip yang komunikatif; transpormatif dan adaptif. Kegiatan transpormatif karena dakwah selalu mentranspormasi ajaran agama untuk difahami, disikapi dan diwujudkan dalam prilaku keseharian para pemeluknya. Dan adaptif karena dakwah pada karakternya harus memperhatikan kondisi di mana dakwah itu berlangsung. Dengan adanya wayang, Islam menyebar keseluruh pulau Jawa. Peranan dalang yang piawai dalam berkomunikasi/ beretorika yang mempertunjukan keseniannya membuat para penonton menikmatinya. Sejarah membuat para mad’u bisa menerima Islam dengan mudah.
Ceramah, khotbah, dan pengajian; seperti pengajian mingguan, pengajian bulanan, pengajian tahunan termasuk budaya lokal. Berbagai suku, tabligh dapat dijadikan sarana berdakwah. Seorang da’i yang berdakwah dalam lingkungan masyarakat tertentu harus memilah ragam bahasa yang cocok dengan masyarakat lingkungan tersebut.Dr.Robert Peebeboon menyatakan,”katakanlah hal-hal biasa dalam bahasa biasa”. apa yang disampaikan seorang juru dakwah harus dapat dan mudah oleh jama’ahnya, sebab itulah Rasulullah selalu menyampaikan khotbah secara singkat, tidak bertele-tele, beliau selalu memberi contoh keefektifan suatu khotbah singkat tetapi padat. Dampaknya jama’ah akan mudah menyerap dan jama’ah akan tertarik pada dakwah yang menarik isinya dan sederhana bahasanya.
Adat istiadat memberikan petunjuk, asalkan kita tidak membatasi diri pada pola prilaku esoterik yang sesuai adat istiadat tertentu. Dalam mengamati prilaku yang berkenaan dengan adat istiadat bentuk yang paling harus diperhatikan dalam berbahasa dalam komunikasi. Upacara adat sebagai media untuk menyampaikan risalah TuhanNya. Momentum Walimah bisa dijadikan media dakwah diantaranya;  Walimatul urusy, khitanan, safar, haul, ceramah walimah haul, aqiqah, bina dll.
Qalam dan kaligrafi, tidak hanya berdakwah dengan ucapan tulisanpun bisa digunakan dalam berdakwah. Media ini memiliki peran yang sangat penting untuk berdakwah. Hal ini telah dibuktikan dengan turunnya kitab Al-Qur’an dan Hadist keduanya berdasarkan pola dalam pemberantasan buta ilmu dan baca tulis. Berdasarkan kenyataan tersebut, hendaklah ada sekelompok juru dakwah yang memiliki keterampilan dan pengetahuan publistik, karang-mengarang, pemberitaan dan penyiaran ajaran Islam untuk menyukseskan dakwah.
Masrah dan Malhamah sebenarnya mempunyai maksud yang sama. Masrah di sini pementasan pertunjukkan sedang malhamah berarti drama.pada saat sekarang masrah berbentuk sandiwara, pragmen, lawak, dan lainnya. Dilihat dari bentuknya masrah dapat menarik dan mengesankan setiap penonton, hal ini merupakan wujud dari audio visual yang dapat menghibur penonton dan tidak membosankan, oleh karena itu dalam pertunjukan bisa digunakan sebagai media dakwah. Untuk merealisasikan tersebut perlu ada seseorang atau kelompok yang mampu menanganinya di jaman sekarang bentuk masrah itu seperti kosidah, Zamroh, Shalawatan, Sandiwara dan Pragmen.
Grup shalawat dijadikan sebagai sarana untuk memperkenalkan kesenian yang bernuansa Islam kepada khalayak.Alat-alat yang menunjang kelancaran kegiatan seperti shalawat; rebana, gabus, tamtam atau gendang. Lirik syair shalawat terdapat syair-syair yang mengingatkan kita tentang dosa, merupakan syair-syair sufi karena lirik-liriknya mengandung ajaran masyarakat, seperti masalah kesabaran, amalan yang kita diterima di sisi Allah tanpa diiringi rasa ikhlas, kalau amalan tidak diterima dll, jadi semua dari syir-syair Grup Shalawatan mengandung makna dan nilai dan nilai untuk menggiring masyarakat pada jalan yang benar juga sebagai pendidikan dan merupakan ungkapan-ungkapan rasa cinta pada rasul sebagai cahaya alam penunjuk kebenaran.
Sastra Melayu dan Hikayat. Menurut Abdul Hadi WM, dalam sastra Melayu semua karya berbentuk prosa pada umumnya disebut hikayat,dari kata Arab yang artinya literalnya ialah kisah atau cerita. Media ini bisa dijadikan alat untuk berdakwah kepada seluruh usia, kerena semua manusia cenderung menyukai cerita.
Berdasarkan prinsip al-Hikmah dan al-qabri, Wali Songo memanfatkan seni budaya lokal (seni suara, seni karawitan, dan wayang) sebagai media dakwah. Sebagaimana dimaklumi dakwah bahwa seni suara lokal jawa berupa tembang. Pada masa Islam-Demak masyarakat umumnya menggunakan tembang gede, sebuah seni suara Jawa-Hindu. Lagu-lagunya antaralain, Blabag, Tlutur, Gurisa dan pamularsih. Sebagai media dakwah tambang gede kurang praktis dan kurang menarik, karena itu Wali Janget Tinelon( Tiga serangkai Wali) Sunan Kali Jaga, Sunan Giri dan Sunan Bonang , mengganti dengan tambang macapat dengan lagu-lagunya yang terkenal, antara lain, Dandanggula, Sinom, Pangkur, Durma, Kinanti, Megatruh, Maskumambang, dan Asmarandana. Pada masa sekarang tembang macapat masih ditemukan juga dalamkhazanah seni suara Sunda dan Madura. Hal ini menunjukan luasnya sebaran seni suara Jawa-Islam kreasi Tiga Serangkai Wali tersebut. Dengan demikian tembang macapat menjadikan paduan antra nilai-nilai Jawa Hindu (tembang gede), dengan nilai Islam. Secara umum subtansi tembang macapat memaparkan tentang amalan-ibadah dan cara agar mencapau kesempurnaanya, baik ibadah muqaiyadah maupun mutlaqah. Islam mengajarkan agar ibadah mencapai kesempurnaan.

Daftar Pustaka
Sunarto Kamanto.2004.Pengantar Sosiologi.Jakarta:Fakultas Ekonomi UI
Munir Amir Samsul.2009.Ilmu Dakwah.Jakarta:AMZAH
Aripudin Acep.2013.Sosiologi Dakwah.Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Alfian.1985.Persepsi Masyarakat tentang Kebudayaan.Jakarta:PT Gramedia
Muchtar Rusdi.2009.Harmonisasi Agama dan Budaya di Indonesia.PT.Nusantaralestari Ceriapratama
A.Ki Moesa Machfoeld.2004.Filsafat Dakwah.Jakarta:PT Bulan Bintang